![]() |
Grafik oleh Iqra Maulana A |
Kegiatan surat-menyurat menggunakan kertas mulai memasuki Nusantara saat bangsa Eropa mengenalkannya. Komponen yang tidak bisa dipisahkan dari sebuah surat adalah prangko.
Prangko merupakan secarik kertas
berperekat yang menjadi alat pembayaran untuk menggunakan jasa pengiriman surat
(pos). Prangko memiliki jenis, bentuk, gambar dan komposisi yang beranekaragam.
Ini membuat segelintir orang tertarik untuk mengoleksi.
Filateli adalah aktivitas atau hobi
mengumpulkan prangko dan benda-benda pos lainnya. “Filatelis” merupakan sebutan
untuk para pengumpul benda filateli. Sebenarnya, “filatelis” lebih merujuk
kepada spesialis yang mendalami satu bidang di dunia filateli saja dan untuk
pengumpul prangko lebih tepat jika disebut Stamps Collector. Tetapi
kebanyakan orang lebih memilih menyebut dirinya sebagai “filatelis”.
Prangko sendiri terbagi dalam beberapa
jenis, salah satunya yakni Prangko Istimewa. Prangko ini ditujukan untuk
menarik perhatian masyarakat.
Belum lama ini, PT Pos Indonesia
merilis prangko seri “Dilan 1990” di Graha Pos Indonesia, Jalan Banda, Bandung,
Selasa (6/3/2018), seperti yang telah dikutip dari Liputan6.com.
PT Pos Indonesia menyebutkan prangko
“Dilan 1990” akan dicetak sebanyak 100 ribu lembar dan akan tersedia di kantor
pos. Satu lembar prangko dijual dengan harga Rp 25.000.
Fenomena film “Dilan 1990” yang
menyedot perhatian masyarakat Indonesia dimanfaatkan Pos Indonesia dan penulis
novel sekaligus desainer prangko seri “Dilan 1990” Pidi Baiq. Tidak hanya
prangko, PT Pos Indonesia juga meluncurkan kartu pos edisi “Dilan 1990”.
Munculnya prangko “Dilan 1990” yang
menggambarkan kisah cinta Dilan dan Milea menambah seri prangko PT Pos
Indonesia untuk dunia filateli. Selamat Hari Filateli Indonesia!
Penulis: Arinda Dediana
Editor: Nabilla Ramadhian
Komentar
Posting Komentar